3.3.a.6 Refleksi Terbimbing Pengelolaan Program yang Berdampak pada
Murid
Oleh Een Nuraeny 19 C2 CGP Kabupaten Cilacap
1. Pada modul 3.3.A. ini saya mempelajari Pengelolaan Program yang
Berdampak pada Murid .
Melalui modul ini membuka pola pikir saya sebagai seorang pemimpin harus
memiliki
pola pikir Out of the Box yaitu menciptakan suatu hal yang tidak terdapat di sekolah lain sehingga
sekolahnya memiliki karakter tersendiri, memodivikasi program sekolah dari apa yang sudah baik di sekolah lain
untuk dikembangkan dalam menyusun suatu program sekolah yang berpihak pada
murid.
Dengan mempelajari modul ini, saya
selaku Calon Guru Penggerak diajak untuk membayangkan menjadi pemimpin yang dapat
menggerakkan komunitas dan lingkungan sekolah dalam merancang serta mengelola program yang berdampak pada
murid.
Saya belajar untuk menjadi pemimpin sekolah yang harus mampu mengidentifikasi
keunggulan, peluang, dan ancaman yang dihadapi dalam proses peningkatan
kualitas sekolah sehingga sekolah mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain serta mampu
memenuhi Standar Nasional Pendidikan(SNP) dengan melakukan penjaminan mutu
pendidikan secara internal dengan melibatkan guru, tenaga kependidikan, orang
tua murid, komite sekolah, dan pengawas.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 dinyatakan bahwa peran kepala sekolah sangat
penting dan strategis dalam memimpin sekolah. Sebagai seorang pemimpin , kepala
sekolah harus memiliki kompetensi. Pada pasal 1 ayat(3) dinyatakan bahwa”
Kompetensi adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang melekat pada dimensi
kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Melalui modul ini saya belajar untuk menjadi pemimpin khususnya belajar tentang
kompetensi manajerial serta harus mampu untuk mengintegrasikan kelima
kompetensi tersebut agar dapat menciptakan suatu program sekolah yang berpihak
pada murid sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai visi misi sekolah.
2. Hal baru yang saya temukan dalam proses pembelajaran yaitu cara mengelola pembelajaran dengam memerhatikan manajemen
risiko.
Manajemen
risiko bukanlah senjata ampuh satu-satunya. Meskipun demikian, manajemen risiko
dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, membantu mengurangi
kejutan-kejutan, dan meningkatkan kesempatan untuk mencapai sukses.
Selain itu hal baru yang saya peroleh dari modul ini
saya belajar tentang pengambilan
keputusan yang proaktif dan menghindari(mengantisipasi) masalah sebelum muncul.
Kemampuan guru
dalam merancang dan mengelola program perlu dibekali dengan pengetahuan tentang
manajemen resiko sehingga guru akan mampu melakukan monitoring dan evaluasi
program yang sudah dirancang yang dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip
monitoring dan evaluasi program.
Saya belajar memahami bentuk-bentuk program sekolah yang dapat dilakukan dimulai dengan mengidentifikasi tahapan
membuat program, memahami proses perencanaan program sampai dengan pelaporan
dengan menggunakan strategi monitoring, Evaluasi, Learning dan Reporting (MELR)
dan mengidentifikasi manajemen resiko dari sebuah program yang akan dilakukan serta selalu menerapkan perubahan dengan
menggunakan inkuiri apresiatif BAGJA.
3. Perubahan yang akan saya lakukan setelah memahami atau mempelajari
materi ini. Merancang program sesuai evaluasi diri sekolah dengan melihat rapot
mutu sekolah, setelah itu disosialisasikan dengan dewan guru untuk dijadikan program
yang dapat dilaksanakan. Selalu mempertimbangkan manajemen risiko jika akan
merancang sebuah program sekolah, menggunakan strategi Monitoring, Evaluasi,
Learning dan reporting(MELR). Dulu saya kurang memerhatikan manejemen risiko, sekarang saya harus lebih hati hati, belajar berkolaborasi
dalam membuat dan melaksanakan program
dan menerapkan program dengan mempertimbangkan inkuiri apresiatif salah satunya
model BAGJA sehingga mulai dari proses dan hasil berjalan dengan rasa nyaman dan
bahagia dalam menciptakan program sekolah yang berdampak dan berpihak pada
murid.
0 comments:
Post a Comment