Thursday, February 18, 2021

Pembelajaran Berdiferensiasi

























Sunday, February 14, 2021

Pemetaan siswa

Materi tentang pemetaan kebutuhan belajar sangat membantu saya dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Dengan memahami pemetaan murid maka saya belajar untuk dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran dapat dilakukan secara fleksibel sesuai kebutuhan guru dan siswa yang memungkinkan keragaman cara untuk memcapai sasaran belajar. Bahkan dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi ini tidak menutup kemungkinan bahwa murid pada saat-saat tertentu merumuskan sendiri sasaran-sasaran belajarnya.Pembelajaran berdiferensiasi melalui materi (konten atau muatan), proses, dan produk yang lebih maju dan majemuk. 


2. Yang sulit diterapkan adalah menerapkan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar murid, terutama saat pandemi, saya belum melihat secara rinci gaya belajar masing-masing murid, apakah auditori, visual atau kinestetik. Sehingga fasilitas apa yang dapat mendukung proses belajarnya agar pembelajraan dapat terlaksana dengan maksimal. 


Beberapa peran besar orang tua dalam membimbing dan mendukung kegiatan belajar mengajar, apakah orag tua memfasilitasi kebutuhan sarana prasarana dan suasana murid untuk belajar sesui dengna gaya belajarnya.Saya juga kesulitan untuk memberikan materi / konten yang beraneka ragam sesui dengan kebutuhan belajarnya, proses belajar dan produk belajar yang lebih maju. 


3. Dukungna yang diperlukan yaitu:


Dukungan paling utama dalam menerapkan ini adalah dukungan psikologis untuk diberi kepercayaan dan dukungan dalam bentuk kebijakan untuk guru dari pimpinan agar bebas berkreasi untuk meningkatkan kemajuan siswa melalui pembelajaran yang berpihak pada anak yang salah satunya dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang tentunya pembelajaran ini akan majemuk dan sedikit berbeda dengan rekan sejawat yang lain.


  1. Fasilitas, materi, bahan ajar koneksi internet antara guru dan murid
  2. Penambahan pengetahuan
  3. Umpan balik dari atasan, teman sejawat, murid, MGMP
  4. Cara saya agar mendapatkan dukungan tersebut yaitu:
  5. Percaya diri akan kemampuan diri
  6. Komitmen pada tujuan
  7. Mandiri dan senantiasa mengkolaborasikan kekuatan dengan orang lain disekitar kita
  8. Meminta umpan balik / refleksi dari rekan sejawat, / murid yang terkait dengan apa ynag kita lakukan dalam pembelajaran.


4. Saya berani mengambil risiko dalam pembelajaran saya dengan tetap mengkomunikasikan dengan pihak yang terkait misalnya rekan sejawat terutama pimpinan / Kepala Sekolah, walaupun tidak sesuai dengan sistem atau tidak umum. Karena yang tidak umum belum tentu salah. 


            Saya mempelajari materi pembelajran berdiferensiasi ini maka saya pun berefleksi setelah penyusunan perubahan berupa:


 1. Mengubah desain RPP


2. mengubah gaya kepengajaran saya berupa:


Mengubah tempat belajar di sekolah menjadi tempat lain sesuia kebutuhan siswa, misalnya di kebun karet saat laporan observasi, di rumah siswa, di peternakan, di pabrik jamu dengan tetap sesuai dengan protokol standar kesehatan. 

Mengubah pola memotivasi yang lebih menumbuhkan motivasi internal dari pada motivasi eksternal yang berupa reward dan punishment

Mengawali kelas dengan membahas bersama siswa tentang pentingnya materi pembelajaran

Mengajar dengan lebih memandirikan siswa: menghindari teknik ceramah, memanipulasi tanda, menggunakan berbagai sumber pengetahuan, tidak hanya guru sebagai sumber pengetahuan, misalnya memasukkan dan akademisi sesuai materi pelajran dan disesuiakan dengan impian siswa.Misalnya pada pertemuan materi Teks Negosiasi “Seni Bernegosiasi“ saya mengahadirkan terapkan dan akademisi sesuia minat siswa https://timesindonesia.co.id/s/u9fbxc62cj#.YCCyz_NfG7Y.whatsapp

Menutup pembelajaran dengan refleksi

Melibatkan siswa dalam proses produksi

 

Saturday, February 13, 2021

Aktivitas Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 1 Cipari saat Pandemi

































Cerita singkat dari bisnis online ku
aku memulai bisnis online sejak aku kelas 7 SMP,alasan ku yang pertama adalah aku suka bnget jualan,dan dapet uang dari hasil sendiri itu bahagia banget walaupun ngga seberapa,disamping itu,bnyak bnget suka duka nya,suka nya ketika dibanjir orderan,duka nya kadang ada yg udah pesen eeh dibatalin tuhh pesenan,tpi menurutku itu bukan kegagalan,tapi itu awal dari kesuksesan.disamling itu ada keluarga yg selalu mensuport.aku memulai bisnis online ku dengan berjualan baju,kerudung,sendal,dan fashion lainnya.Penghasilan dari bisnis online ku cukup lumayan,alhamdulillah bisa beli apa yg aku pngen,beli baju sendiri,tas,sendal,dan keperluanku yg lain.Dan aku masih ngga nyangka aku bisa beli hp pke uang aku sendiri.walaupun orang tua masih mampu ngebiayain,tapi aku ngga mau terlalu berharap sama uang orang tua:)karena hidup tidak selamanya jadi beban orang tua.

















Pembelajaran Berdiferensiasi

19-C2 Een Nuraeny CGP Kabupaten Cilacap.
Pembelajaran Berdiferensiasi



























 Pembelajaran Diferensiasi sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu suci hati berpihak pada anak. Seorang guru tidak dapat milih muridnya. Ia harus mampu menggali potensi yang dimiliki muridnya untk merai cita-citanya. Guru yang baik bukan hanya harus memahami apa ynag akan diajarkan (what to teach), tetapi juga harus paham bagaimana cara mengajarkannya(how to teach).Salah satu cara pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi ditandai oleh empat karakteristik umum yaitu:

1.     Pembelajaran berdasarkan konsep dan prinsip pokok. Dalam hal ini, semua murid eksplorasi konsep-konsep bahan ajar. Dengan cara seperti ini, semua murid, termasuk murid yang agak lambat ( pelajar yang berjuang ) bisa memahami dan menggunakan ide-ide dari konsep yang mengajar. Pada saat yang sama, murid memahami dan aplikasi konsep tersebut. Pengajaran lebih menekankan murid untuk memahami materi pelajaran dan bukannya menghapal serpihan-serpihan informasi. Pengajaran berbasis konsep dan prinsip mendorong guru untuk memberikan beragam pilihan dalam belajar.

2.     Kesiapan dan perkembangan belajar murid diakomodasi ke dalam kurikulum. Hal ini mengisyaratkan bahwa tidak semua murid memerlukan satu kegiatan atau bagian tertentu dari proses pembelajaran secara sama. Guru yang terus menerus belajar kesiapan dan minat murid yang memberi dukungan kepada murid yang membutuhkan interaksi dan bimbingan tambahan, serta memperluas pembelajaran murid yang sudah siap untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menantang.

3.     Ada pengelompokan murid secara fleksibel. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, murid sering belajar dengan banyak pola, seperti belajar sendiri-sendiri, belajar berpasangan, maupun belajar dalam kelompok. Kadang-kadang tugas juga perlu dirancang berdasarkan tingkat kesiapan murid, minat, gaya sebelajar murid maupun kombinasi antara tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar. Cara belajar linier dan klasik juga digunakan untuk mengajarkan ide baru.

4.    Murid menjadi penjelajah aktif ( penjelajah aktif ). Tugas guru adalah membimbing eksplorasi tersebut. Karena beragam kegiatan yang dapat terjadi secara simultan di dalam kelas, guru akan berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, dan bukannya sebagai dispenser informasi.