Membangun Literasi
Keluarga Digital di Masa Pandemi
Latar Belakang
Change atau perubahan
adalah sunnatullah, ia selalu terus terjadi
bersama kehidupan alam semesta. Detak waktu terus berubah, walau jam menunjukan
waktu sama, tetapi situasi dan kondisi berbeda. Hal ini yang tengah kita alami
bersama di Indonesia, kita tidak pernah memprediksi pandemi koronavirus dari
Wuhan China menjadi sesuatu yang mengubah kehidupan kita.
Pandemi koronavirus yang menjangkit Indonesia
sejak bulan Maret 2020, pada akhirnya memang memaksa kita untuk menghadapi
tatanan baru yang sarat gemuruh. Kita pasti menyadari, bahwa pandemi ini, telah
berhasil mengancam kesehatan dan juga sendi-sendi ekonomi. Namun demikian, kita
mesti bergandeng tangan untuk menyelamatkan masa depan. Yakni dengan, tetap
memberikan pendidikan terbaik bagi peserta didik penerus masa depan. Betapapun
dampak pandemi ini memaksa kita untuk menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh,
bukan berarti hak peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang optimal
seketika runtuh. Bagaimanapun juga, peserta didik kita harus tetap mendapatkan
pembelajaran yang dapat meningkatkan ilmu dan kompetensinya; harus tetap
mendapatkan kesempatan dan fasilitas untuk terus berkarya serta menginspirasi
dunia; dan harus semakin mendapatkan perhatian khusus dalam hal kebahagiaan dan
kemudahan pada proses belajarnya. Peserta didik kita mesti tetap sehat,
bahagia, difasilitasi untuk berkarya, dibantu urusannya, didengarkan ceritanya.
Dunia telah berubah. Tujuan, cara dan standarnya pun juga banyak yang telah
berubah. Semua mesti kembali belajar. Dan semua mesti diberi kesempatan untuk
mengajar. Serta jangan jadikan peserta didik seperti Google, Kamus, Siri, atau pun
Kalkulator.
Agar peserta didik tetap bisa belajar bersama
keluarga maka peserta didik harus
dibangun dan dikembangkan kemampuan berlitersinya. Literasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang
berkaitan dengan proses memahami informasi, baik melalui membaca atau pun
menulis. Sebagian besar keberhasilan proses pembelajaran bergantung pada
kemampuan literasi peserta didik. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri No 23 Tahun 2015 tentang pengembangan
dan usaha menumbuhkan budi pekerti termasuk di dalamnya berkaitan dengan gerakan
literasi sekolah. Gerakan Literasi Sekolah ini bertujuan membiasakan dan
memotivasi siswa untuk mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti.
Meski masa pandemi
seperti ini gerakan literasi sekolah tidak boleh berhenti. Hanya waktu dan
caranya yang berbeda sesuai dinamika era digital. Di era digital ini banyak
keterampilan didapat, tetapi kenyataannya di dalam keluarga belum semuanya
tersentuh karena kemampuan dan keterbatasan . Peran orangtua dalam budaya membaca sangat dibutuhkan dalam semangat literasi
keluarga. Keteladanan dan pendekatan partisipatoris perlu digalakkan dalam
setiap keluarga. Agar ada keinginan untuk memegang buku perlu stimulus
dan brain storming dalam bentuk ungkapan malu ketika kurang
membaca. Pentingnya prioritas penggunaan media digital menjadi agenda penting
pada keluarga milenial. Era digital perlu diimbangi dengan penerapan nilai
budaya, menjunjung tinggi etika keadaban. Salah satu cara yang dianggap relevan
dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan kepribadian bangsa adalah memulai
mengembangkan semangat literasi dari lingkungan keluarga. Untuk itu penulis
tertarik untuk melakukan aksi nyata menumbuhkan literasi dengan cara Membangun Literasi Keluarga Digital
di Masa Pandemi.
B. Membangun Literasi Keluarga Digital di Masa Pandemi
Deskripsi Aksi Nyata
Penulis, selain sebagai guru
juga sebagai Sosialisator Program
Literasi Nasional Gerakan Menulis Buku Indonesia senantisa berkeingin untuk
menumbuhkan dan meningkatkan budaya literat dengan cara belajar bersama untuk
menumbuhkan dan meningkatkan peserta didik dan guru untuk menulis buku.Pada
masa pandemi ini , penulis merasa sangat perlu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berliterasi
dengan melibakatkan orang tua. Keluarga yang pintar adalah keluarga yang cakap secara
literasi. Semua membutuhkan proses dengan fase yang melewati tahap-tahap
tertentu secara sistematis dan terencana.Berikut cara berliterasi
keluarga melenial yang penulis lakukan untuk peserta didik dan keluarganya :
1.
Penyusunan ide dan rencana aksi dengan melibatkan
kerjasama guru dan semua anggota keluarga peserta didik.
2.
Guru dan peserta didik membuat kesepakan untuk melaksanakan program
literasi keluarga
3.
Guru memberikan kemerdekaan
pada peserta didik untuk memilih dan membaca buku sesuia dengan tema yang telah
disepakati bersama.
4.
Setelah peserta didik
membaca buku atau mencermati suatu berita tertentu, peserta didik ditugaskan
untuk membuat intisari bacaan atau resensi.
5.
Siswa mengumpulkan tugas
untuk dievaluasi oleh guru.
6.
Guru merespon dan melakukan
umpan balik tugas yang dikumpulkan peserta didik
7.
Pesta didik belajar untuk
berkomunikasi dengan anggota keluarga atau lingkungan sekitar rumah untuk
mengkomunikasikan pemahaman atau intisari buku yang telah dibaca.
8.
Orang tua melakukan
interaksi dengan anaknya untuk membangun koneksi emosional dan kebatian.
9.
Peserta didik
mendokumentasikan kegiatan literasinya dan dikirim ke guru atau dipublikasikan
melalui akun pribadi peserta didik, sehingga tumbuh rasa percaya diri untuk
berani tampil berbicara di depan publik.
10. Pada litersi
keluarga ini , tidak saja anak sebagai peserta didik yang bercerita suatu saat
orang tuanya yang berlitersi dan anaknya sebagai audiens.
11. Langkah
selanjutnya guru dan pesera didik dan
orang tua berencana untuk membuat buku.
Alasan Melakukan
Aksi Nyata
Kemampuan
literasi ini merupakan langkah penting dalam keberhasilan proses pembelajaran
yang efektif. Hal tersebut disebabkan dengan kemampuan literasi yang baik
peserta didik memiliki daya kritis dan imajinatif yang baik sehingga dapat
menghasilkan ide dan gagasan.
Memberikan pendidikan terbaik bagi
peserta didik penerus masa depan. Peserta didik kita mesti tetap sehat,
bahagia, difasilitasi untuk berkarya, dibantu urusannya, didengarkan ceritanya.
Mendekatkan hubungan emosi
keluarga agar terjalin hubungan yang harmonis dalam menunjang keberhasilan
pendidikan.
Hasil dari Aksinya
1.Peseta didik bersemanngat untuk
membaca dan belajar menulis.
2.Perasaan bahagia peserta didik
dan keluarga karena diberikan runag untuk berkarya.
3.Gebyar literasi meningakat.
4.Dapat menjalin informasi yang
saling menguntungkan diantara dua pihak.
5.Kepercayaan orang tua meningkat
bahwa meski situasi pandemi pembelajaran dapat
terlaksana dengan baik.
6.Kepercayaan diri peserta didik
meningkat.
7.Menumbuhkan keingintahuan
peserta didik serta membangun peserta didik
untuk berinovasi.
Rencana Perbaikan
1.Melakukan refeksi.
2.Bekerjasama dengan petugas
perpustaan tentang buku buku dan kegiatan literasi
3.Membuat jurnal literasi.
4.Membuat rencana tindak lanjut
untuk memuat buku,guru, peserta didik dan keluarga
Dokumentasi Aksi Nyata
Sosialisasi Gerakan Sekolah
Menulis Buku dalam acara Seminar Penelitian Tindakan Sekolah atau Penelitian Tindakan
Kelas
Kegiatan
peserta didik dalam Menumbuhkan Literasi Digital di Masa Pandemi
Link penulis dan peserta
didik dalam Kegiatan Aksi Nyata Menumbuhkan Literasi Keluarga Digital di Masa
Pandemi bisa di klik di Youtobe saya Een Nuraeny
0 comments:
Post a Comment