Saturday, February 13, 2021

Pembelajaran Berdiferensiasi

19-C2 Een Nuraeny CGP Kabupaten Cilacap.
Pembelajaran Berdiferensiasi



























 Pembelajaran Diferensiasi sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu suci hati berpihak pada anak. Seorang guru tidak dapat milih muridnya. Ia harus mampu menggali potensi yang dimiliki muridnya untk merai cita-citanya. Guru yang baik bukan hanya harus memahami apa ynag akan diajarkan (what to teach), tetapi juga harus paham bagaimana cara mengajarkannya(how to teach).Salah satu cara pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi ditandai oleh empat karakteristik umum yaitu:

1.     Pembelajaran berdasarkan konsep dan prinsip pokok. Dalam hal ini, semua murid eksplorasi konsep-konsep bahan ajar. Dengan cara seperti ini, semua murid, termasuk murid yang agak lambat ( pelajar yang berjuang ) bisa memahami dan menggunakan ide-ide dari konsep yang mengajar. Pada saat yang sama, murid memahami dan aplikasi konsep tersebut. Pengajaran lebih menekankan murid untuk memahami materi pelajaran dan bukannya menghapal serpihan-serpihan informasi. Pengajaran berbasis konsep dan prinsip mendorong guru untuk memberikan beragam pilihan dalam belajar.

2.     Kesiapan dan perkembangan belajar murid diakomodasi ke dalam kurikulum. Hal ini mengisyaratkan bahwa tidak semua murid memerlukan satu kegiatan atau bagian tertentu dari proses pembelajaran secara sama. Guru yang terus menerus belajar kesiapan dan minat murid yang memberi dukungan kepada murid yang membutuhkan interaksi dan bimbingan tambahan, serta memperluas pembelajaran murid yang sudah siap untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menantang.

3.     Ada pengelompokan murid secara fleksibel. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, murid sering belajar dengan banyak pola, seperti belajar sendiri-sendiri, belajar berpasangan, maupun belajar dalam kelompok. Kadang-kadang tugas juga perlu dirancang berdasarkan tingkat kesiapan murid, minat, gaya sebelajar murid maupun kombinasi antara tingkat kesiapan, minat, dan gaya belajar. Cara belajar linier dan klasik juga digunakan untuk mengajarkan ide baru.

4.    Murid menjadi penjelajah aktif ( penjelajah aktif ). Tugas guru adalah membimbing eksplorasi tersebut. Karena beragam kegiatan yang dapat terjadi secara simultan di dalam kelas, guru akan berperan sebagai pembimbing dan fasilitator, dan bukannya sebagai dispenser informasi.


0 comments:

Post a Comment