Sunday, April 25, 2021

 Berikut jawaban terhadap Kasus Ibu Yuni dan Pak Parjo

Kasus Bu Yuni

Sekolah yang bermutu biasanya akan menjadi "sekolah favorit" bagi masyarakat yang kritis terhadap mutu pendidikan. Walaupun saat ini dengan penerapan Penerimaan Peserta Didik baru( PPDB) dengan mengunakan sitema zonasi diharapkan tidak ada lagi istilah sekolah favorit, meski kenyataannya anggapan tersebut sulit hilang dari masyarakat. Namun saya yakin secara bertahap sekolah bermutu dapat diwujdkan.

Terkait kasus Ibu Yuni , Saya belajar dari buku " The Power of Appreciative Inquiry" bahwa bu Yuni harus menyadari  sekolah merupakan salah satu institusi pendidikan untuk menciptakan generasi-generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter. Sekolah berbeda dengan pabrik atau dunia usaha, sekolah tidak bisa memesan "bahan baku" atau siswa sebagai peserta didiknya.

Siswa adalah aset suatu bangsa.Siswa adalah jejaring yang luar biasa selama kita menggunakan kreativitas sebagai cara pandangnya.

Cukup banyak sekolah yang awalnya gurem, kurang diminati, bahkan kurang diperhitungkan oleh masyarakat berubah menjadi sekolah yang berprestasi, kompetitif, bahkan unggul karena peran kepala sekolah dan guru yang cerdas, kreatif, dan inovatif dalam menjalankan tugas serta kepemimpinananya. Memiliki semangat yang  tinggi.

Menutut saya langkah awal yang dilakukan bu Yuni adalah melakukan teknik STOP. Berilah sejenak "nutrisi otok" agar rileks, lakukan refresing pada otak Bu Yuni mengelilingi lingkungan sekolah.

Lihatlah sumber daya yang ada di sekolah yang dapat dioptimalkan agar pembelajaran Bu Yuni lebih menarik. Bu Yuni harus mampu memanfaatkan sekecil apapun potensi dan peluang yang dimiliki oleh sekolah. Bu Yuni harus mampu mengelola konflik, ikut pelatihan, berdiskusi dengan rekan sejawat, berkonsultasi dengan Kepala Sekolah.

Lakukan refleksi diri lakukan pendekatan berbasis aset/kekuatan misalnya dengan menerapkan perubahan dengan Inkuri Apresiatif  Model BAGJA.

 

Kasus Pak Parjo

Berdasarkan kasus tersebut, pak Parjo sedang mengalami Dilema Etika. maka saya perlu untuk berkomunikasi barbagi informasi tentang teknik pengambilan keputusan.

Menurut saya, salah satu ciri kepala sekolah yang sukses  adalah mampu menjadi jalan sukses bagi stafnya( guru dan tenaga kependidikan).

Jika saya menjadi kepala sekolah saya harus memberikan pembinaan, memotivasi, dan memberikan contoh teladan bagi para guru untuk mengikuti jejak saya khususnya pada Pak Parjo. Hal ini sebagai bentuk memilih orang yang paling baik diantara yang terbaik, juga sebagai bentuk apresiasi terhadap prestasinya.

Seorang kepala sekolah yang tahu bagaimana kinerja seorang guru di sekolah di sekolah yang dipimpinnya tentunya bisa memutuskan ntk merekomendasikan atau tidak seorang guru untuk mendaftar menjadi calon bakal kepala sekolah atau pengawas.  Begitu pun pengawas sekolah tentunya bisa memberikan masukan atau rekomendasi kepada kepala sekolah terkait kelayakan seorang guru untuk mendaftar bakal calon kepala sekolah atau pengawas. Sehingga menurut saya sebaiknya Pa Parjo mempersiapkan sebaik-baiknya untuk mengikuti seleksi pengawas, dengan posisi dia jadi pengawas dia bisa memiliki kewenangan untuk memajukan pendidikan yang berpihak pada peserta didik.


0 comments:

Post a Comment